Mempersiapkan kehadiran anak sejak awal
pernikahan adalah sebuah keharusan. Apalagi bagi pasangan muda, belajar parenting sebelum menikah adalah hal
yang patut dipertimbangkan. Berbeda halnya dengan pasangan yang memutuskan
untuk ga punya anak dulu atau bahasa bekennya hari ini, child free.
Namun, yang akan saya bahas bukanlah pandangan
saya tentang pasangan muda yang menganut prinsip child free.
Pada postingan ini, dengan kapasitas serta
ilmu yang masih cetek, saya mencoba untuk menggali sedikit gimana pasangan muda
seperti saya, yang belum dikaruniai anak, untuk mulai lebih awal soal menyambut
kedatangan calon keluarga baru nantinya.
Bisa saja hal-hal yang akan saya sampaikan ini
punya pandangan berbeda dari teman-teman sekalian. Ga mengapa, toh pendapat ga pernah salah asal mampu
dipertanggungjawabkan. Bukan begitu?
Baik, saya mulai coba ulas di bawah ini ya.
Baca juga : Jangan Risau Jika Belum Punya Skill Masak Sebelum Menikah
Belajar Ilmu Parenting Sebelum Menikah Itu Penting
Saat saya masih single, sempat beberapa kali mengikuti kajian atau seminar pranikah
online. Dalam seminar ini, pemateri
banyak menyampaikan materi-materi penting seputar pranikah seperti daftar
pertanyaan kepada calon, menanyakan visi misi pernikahan, namun yang jadi highlight saya adalah, pentingnya ilmu parenting sebelum menikah.
Ilmu Parenting
merupakan ilmu tentang mengasuh, mendidik, dan membimbing anak dengan baik dan
benar. Ada baiknya untuk mulai belajar ilmu parenting
ini sebelum menikah bagi pasangan yang masuk ke tahap serius.
Awalnya saya mengira, dan mungkin banyak juga
diantara teman-teman, berpikir bahwa ilmu
parenting belajarnya ya ketika sudah punya anak. Toh, nikah aja belum.
Namun ternyata, apa yang saya pikirkan itu keliru.
Seingat saya, dalam seminar tersebut pemateri
menyampaikan bahwa ada banyak manfaat yang didapat saat seseorang mulai
menyadari bahwa sesuatu itu adalah hal penting, utamanya dalam cara mendidik
anak.
Tidak ada salahnya dan memang dianjurkan bagi sesiapapun yang nantinya menjadi ayah atau ibu, sedini mungkin, sesegera mungkin, untuk mulai mempelajari ilmu parenting sebelum menikah.
1. Mempersiapkan diri sebagai orang tua
Kehidupan pasca nikah ternyata ga mudah seperti
yang saya bayangkan dulu. Banyak perubahan yang terjadi, mulai dari diri
sendiri, pasangan dan juga lingkungan. Terlebih saat memiliki anak nanti.
Mendidik anak bukanlah perkara mudah, bukan hanya menyekolahkan namun juga batinnya, bukan hanya memberi makan namun juga lahirnya. Lebih dari pada itu, menjadi orang tua harusnya mampu menjadi jembatan anak selama proses penemuan jati diri mereka. Tentu, pasti akan berguna di masa mendatang.
Banyak temuan dalam masyarakat kini yang
mengabaikan kebutuhan dasar pada seorang anak. Apalagi disaat usia mereka
menginjak golden age, orang tua
harusnya mampu memberikan kasih sayang, perhatian, cinta dan segala bentuk
kepedulian agar anak mereka tumbuh menjadi pribadi yang sehat lahir dan batin.
Untuk itu, belajar lebih awal ilmu parenting ini, setidaknya calon ayah dan calon ibu sudah ada bekal dalam menghadapi fase kehidupan selanjutnya bernama orang tua.
2. Menyadari bahwa orang tua adalah guru pertama anak
Seorang bijak berkata,
"Kita tak bisa memilih dilahirkan dari rahim ibu yang mana, juga ber-ayah siapa. Namun bila nanti Tuhan mengizinkan kita menjadi orang tua, pilih dan putuskanlah untuk menjadi orang tua terbaik yang kita bisa. Lalu bersyukurlah, karena setiap orang adalah anak namun tidak semua adalah orang tua.”
Anak yang taat beragama dan cerdas dalam lingkungan
sosialnya terlahir dari rahim ibu yang cerdas pula, pun halnya dengan ayah. Meskipun
dilahirkan dari seorang perempuan, peran ayah sangat vital dalam tumbuh kembang
anak nantinya.
Tidak ada peran yang dapat digantikan antara
ayah dan ibu dalam proses perkembangan anak, tidak ada pihak yang lebih berat
perannya dibanding pihak lain. Karena anak adalah amanah bagi orang tuanya.
Paham dengan konsep anak adalah amanah ini, saya yakin calon orang tua maupun yang sudah menjadi orang tua, tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang ada untuk terus mengupgrade ilmu dan memperbanyak bekal dalam mendidik anak.
Saya jadi ingat salah satu ceramah oleh Ustad
Adi Hidayat, intinya lebih kurang seperti ini : Jika nantinya engkau punya seorang
anak, maka ajarkanlah ia Al-Fatihah. Karena dalam sehari setidaknya ia
mengamalkan 5 kali dalam shalatnya, maka ketika itu pula pahala akan
menghampirimu.
InsyaAllah, ketika orang tua sudah menyadari bagaimana Allah menitipkan amanah besar pada mereka dan apa yang akan mereka tuai ketika hari akhir kelak, tidak akan ada yang namanya durhaka pada anak.
3. Belajar mengatur keuangan pasca mempunyai anak
Saat ini sudah banyak aplikasi yang memberikan
edukasi terkait dana-dana apa saja yang harus dicicil saat usia produktif.
Mulai dari dana darurat, dana liburan, dana pendidikan anak, dana pensiun, dan
dana-dana lainnya.
Saya kebetulan user dari salah satu aplikasi reksadana yaitu bibit. Suatu saat
saya mendapatkan email broadcast
bercetak tebal ‘Bahas Dana Pendidikan
Anak Yuk’.
Kira-kira kalau saya rangkum setidaknya ada 4
alasan mengapa sedini mungkin memulai dan mengevaluasi dana pendidikan anak.
·
Alasan penting
menyiapkan dana pendidikan anak sejak dini
-
Terjadi inflasi
dana pendidikan
-
Untuk masa depan
anak yang lebih baik
-
Tidak perlu
berhutang, karena bisa ‘dicicil’ dari sekarang
·
Pahami hal ini
untuk siapkan dana pendidikan anak
-
Pastikan fondasi
keuangan keluarga sudah kokoh
-
Buat target
sekolah untuk jenjang
-
Pisahkan kantong
dana pendidikan dengan tujuan keuangan lain
-
Budgeting
untuk investasi dana pendidikan
·
Hitung berapa
besar dana pendidikan anak yang harus diperhatikan
·
Pilih instrumen
investasi untuk dana pendidikan anak
-
Investasi jangka
pendek
-
Investasi jangka
menengah
- Investasi jangka panjang
3 4. Setidaknya tidak menjadi orang tua dadakan cetek ilmu
Orang Indonesia terkenal dengan temuan-temuan unik yang secara medis belum bisa dipastikan kebenarannya. Ga mau kan ketika anak demam, disuruh minum minyak putih. Ada loh kasus ini terjadi di sekitar lingkungan kita.
Sebagai generasi milenial yang sudah disentuh oleh internet seluas sekarang, mudah bagi pasangan muda untuk mencari kebenaran informasi yang beredar di sekitar masyarakat.
Ga ada salahnya untuk mendobrak stigma-stigma yang sudah terlanjur menyebar di kalangan orang tua kita, namun ingat, penyampaian dengan cara yang baik ya.
Nah, setelah ketahui pentingnya ilmu parenting sebelum menikah, yuk mulai
memperkaya cakrawala kita sejak sekarang. Jangan tunggu nanti. Berikan yang
terbaik yang kita bisa untuk anak-anak kelak. Tapi, apakah sudah ada calon?
Hehe.
Baca juga : [Review] Turning Red : Pesan Penting Untuk Orang Tua yang Mempunyai Anak Remaja
Iya nih, aku dulu gak paham parenting sebelum menikah haha, pengakuan. Tapi sekarang kyknya banyak ya mbak yang berminat belajar parenting sebelum menikah. InsyaAllah akan jd ortu yang lbh baik dari generasi sebelumnya yang otodidak hehehe :D :P .
BalasHapusMenjadi orangtua memang proses belajar seumur hidup yah, mba. Syukurlah sekarang banyak dan mudah akses info soal begini
Hapus