Kaleidoskop 2022 yang Super Unpredictable

Posting Komentar

Halo teman-teman! Apa kabarnya, saya do’akan semuanya dalam keadaan yang baik-baik saja ya.

Di postingan kali ini, saya mau menceritakan apa yang sudah terjadi selama satu tahun ke belakang. Mungkin sedikit ada unsur curhatan, jadi kalau teman-teman mau baca, silahkan scroll sampai ke bawah. Kalau nggak berkenan baca, cukup sampai disini saja (bercanda).

tahun 2022

Jejak Sepanjang 2022 

Akhirnya sudah hampir di penghujung tahun 2022 saja ya. Banyak kejadian yang nggak di expect terjadi di tahun ini. Tapi takdir membawa saya dengan berbagai kejutan hidup. Segala sesuatunya disyukuri saja, Alhamdulillah. 

Tahun 2022 jadi tahun banyak kenangannya, banyak pelajarannya, banyak sedihnya, banyak juga sukanya, banyak juga surprisenya.

Postingan ini saya buat, selain bentuk apresiasi ke diri sendiri bisa juga jadi refleksi bagi diri saya entah 3 atau 5 atau 10 tahun lagi. Itupun jika masih diberi umur panjang aamiin. 

Baiklah, tidak perlu berlama-lama lagi karena saya sudah tidak sabar berbagi, berceloteh di postingan ini. Jadi inilah jejak saya sepanjang tahun 2022.


1. Menemukan yang Belum Bertemu

Siapa menyangka, saya dengan watak keras kepala dan si paling susah buka hati (begitu kata Ibu saya) akhirnya sat set sat set melangsungkan ijab kabul di Bulan Syawal, di kalender Masehi jatuh pada 14 Mei 2022.

Memang, ada niatan di awal kerja untuk menyudahi kesendirian selama 23 tahun ini ketika saya berumur 25 tahun. Ya, waktu itu saya bekerja saat umur 23 tahun dan menargetkan nikah di umur 25 tahun, berarti 2 tahun setelah kerja.

Rasanya menargetkan untuk menikah itu menjurus ke ‘tidak mempercayai takdir Allah’. Yaa.. karena belum pasti juga umur segitu masih hidup, tapi sudah berangan-angan punya pasangan, takabur namanya.

Tapi itulah manusia, paling punya banyak rencana- tapi tetap Allah-lah sutradara terbaik. 

Perkenalan dengan suami juga berlangsung singkat kalau saya katakan. Kami saling komunikasi di awal tahun 2022, berlangsung hingga Bulan Maret. Ketika itu suami menyampaikan keseriusannya dan menghubungi via telpon orang tua saya yang ada di Jombang. Singkat cerita, berlangsunglah khitbah itu di tanggal 26 Maret 2022.

Waktu yang dipersiapkan menuju hari resepsi juga cukup singkat (kata orang), tapi kata saya sudah pas waktunya, hanya berjarak 2 bulan. Saya tidak merasa dikejar-kejar waktu dalam mempersiapkan hari besar itu. Alhamdulillah, sekali lagi Allah mudahkan segala prosesnya. 

Saya pernah baca bahwa menjelang ijab kabul akan ada saja cara setan untuk membatalkan niat baik tersebut. Ternyata hal itu terjadi pada diri saya, sempat ragu dengan keputusan menikah ini namun Allah kian hari kian memantapkan hati saya bahwa inilah yang terbaik.

Hingga resmilah kami menjadi suami istri ketika ia mengucapkan dengan lugas, tegas dan lantang di hadapan Ayah. MasyaAllah.


2. Proses Belajar Menjadi Istri

Jika ditanya apa yang saya rasakan setelah berubah status menjadi istri, maka jawabannya, tidak ada yang spesial. Soal pekerjaan rumah misalnya, yang biasa saya lakukan juga saya terapkan di kehidupan rumah tangga.

Namun, ada satu hal yang saya rasakan ‘naik level’ yaitu belajar masak kembali. Cerita soal akhirnya saya mau belajar masak bisa baca disini.

Saya tipe orang yang moody, mungkin semua perempuan juga begitu (?) termasuk dalam hal masak. Saya paling nggak sabar dan nggak mau kotor sebenarnya. Ketika masa sekolah sih enak ya, ada orangtua yang masak buat anak-anak. 

Selama kerja 2 tahun dan tinggal sendiri pun juga harus pintar-pintar mengelola keuangan. Saya biasanya setiap terima gaji langsung di pos-pos kan ke akun digital dan amplop handmade. Untuk biaya makan, saya porsikan cukup besar dibanding jajan-jajan online (ini harus dong ya).

Kenapa begitu? Ya, karena saya malas banget buat masak. Namun, sekali lagi berkah dari pernikahan adalah saya mau memulai untuk belajar masak kembali. Mencari menu-menu harian dan berbelanja ke pasar. 

Bau-bau tidak enak sepulang dari pasar atau minyak yang meletup-letup ketika menggoreng sudah seperti makanan saya setiap hari. Jadi dinikmati saja prosesnya.

Entah mengapa, ketika ini ditulis saya punya niat untuk membuat postingan tentang masak seperti resep makanan harian ataupun food preparation. Semoga di 2023 tercapai ya.


3. Akhirnya Pecah Telur Punya Blog TLD


Untuk cerita ini, saya akan khusus membuatnya di postingan lain. Nanti mampir lagi ya (maksa).


4. Bisa Kerja WFA

Waduh, ini nih yang saya demen. Terimakasih virus corona, berkatmu perusahaan di Indonesia sudah aware soal bekerja jarak jauh atau remote working. Bagi saya yang nggak suka drama-drama antar rekan kerja atau ke pimpinan, solusi WFA ini paling ajib.

Di awal menjalani sistem pekerjaan seperti ini, cukup sulit bagi saya untuk mengatur jadwal (maklum sebelumnya seven to four). Sempat juga stres karena jadwal yang acakadul, harus bagi tubuh dan pikiran dengan tugas-tugas rumah ala istri. Suami sebenarnya juga menawarkan bantuannya untuk menghandel pekerjaan semacam itu, tapi saya sadar diri karena di rumah saja dan hitung-hitung pahala juga.

Lambat laun tubuh dan pikiran saya mulai terbiasa dengan sistem kerja WFA. Saya kembali membuat to do list harian sebelum tidur terkait aktivitas apa yang harus saya capai di hari esok.

Membuat to do list seperti ini sudah saya jalankan sejak masih kerja dulu, tapi selepas menikah semacam menghilang (?) dari peradaban. Tak peduli yang lalu, yang penting habit baik itu sudah menemukan jalan lurusnya kembali. Oh ya, soal pekerjaan saya ini adalah yang diidam-idamkan sejak masa SMA. Ya! Sebagai penulis konten. 

Berkat itu, mimpi saya suatu saat nanti bisa membangun rumah ter-nyaman, ter-aesthetic, ter-rapi di pinggiran sawah. Jadi, kalau mata lelah karena seharian lihat layar monitor, saya langsung bisa menyegarkannya dengan melihat pemandangan hijau. Alhamdulillah, 1 mimpi itu sudah tertunaikan sekarang. Semoga Allah ijabah doa saya yang lain aamiin.

Saya percaya dengan kombinasi kekuatan do'a, usaha juga alam sadar -saya lupa istilahnya apa-. Intinya, selama diri sendiri mempercayai bahwa suatu hal yang diinginkan akan terjadi pada diri, maka alam bawah sadar juga ikut meng-amini. InsyaAllah, selama itu baik, akan dikabulkan di waktu yang tepat dan cara yang indah. Dan saya sudah merasakan kekuatan semua itu atas izin Allah. Jadi, buat teman-teman, yuk langitkan do'a dan tanamkan dalam pikiran, hati, serta perbuatan dengan hal yang baik-baik.

Satu lagi, saya dulu banget saat zaman sekolah, pernah membaca buku Ippho Santosa dalam judul Menjemput Rizki. Satu bagian kisah yang hingga hari ini melekat di memori saya adalah ketika beliau ingin menikah namun belum menemukan jodoh, jangankan jodoh penghasilan yang ia peroleh saat itu juga masih minim. Singkat cerita, menuju proses pernikahannya ia menyicil membeli kasur dan barang-barang rumah tangga lainnya jika nanti telah menikah dan sempat diledek oleh tetangganya juga. Hal itu ia lakukan sebagai bentuk usaha serta do'anya pada Allah, dan tahu dong apa yang terjadi. Akhirnya beliau menemukan jodohnya tak lama setelah usahanya itu. Nah, jadi gitu yang teman-teman, semoga paham yang saya maksudkan diatas. 


Penutup

Terimakasih 2022 telah mengajarkan saya untuk kembali hidup dengan mimpi-mimpi yang lama. Semoga di tahun 2023, mimpi yang saya tanam bersama suami, di kemudian hari, jika Allah izinkan, mimpi-mimpi itu akan saya ceritakan kembali dalam tulisan Kaleidoskop 2025-2028 kelak.

Terimakasih sudah membaca tulisan saya berkedok curhat ini. Semoga bisa diambil manfaatnya untuk teman-teman. Salam dan selamat hidup!

Related Posts

Posting Komentar